Allah mengasihi Anda, dan DIA juga ingin agar Anda mengasihi DIA

Wednesday 12 December 2018

DOA YANG BERNAR

Empat Unsur Penting Ketika Orang Kristen Berdoa kepada Tuhan
Bacaan Alkitab: Matius 6 : 5 – 15

Doa merupakan bentuk bakti dan komunikasi manusia kepada Allah melalui pemujaan, pengakuan, pujian dan permohonan kepada-Nya. Doa mencakup segenap sikap roh manusia dalam pendekatannya kepada Allah. Namun demikian doa tidak lagi menjadi suatu persekutuan dengan Allah manakala sikap dan alasan seseorang dalam melakukannya diselewengkan. Dalam pengajaran-Nya pada Khotbah di Bukit ini, Tuhan Yesus menekankan beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap murid-Nya supaya memiliki dasar doa yang membawa berkat.

Berdoa adalah suatu kewajiban

Sama halnya dengan bersedekah, berdoa juga merupakan salah satu dari kewajiban agamawi yang harus dilakukan oleh setiap murid Kristus (ayat 1). Karenanya, berdoa bukanlah suatu tindakan opsional yang dapat dilakukan sambil lalu atau “kalau sedang ada waktu”. Jika kita berbicara soal kewajiban, maka kita berbicara tentang tindakan yang harus dilakukan dan tidak boleh dikesampingkan, apapun dan bagaimanapun keadaan seseorang. Karena itu Yesus mengingatkan dan mendorong setiap murid-Nya untuk melakukannya. Lebih dari sekedar kata-kata, praktek kehidupan doa Tuhan Yesus merupakan sumber pokok dari semua ajaran-Nya tentang doa. Ia sendiri yang telah meneladankan kepada para murid-Nya, juga kepada kita semua, bahwa berdoa adalah nafas rohani yang harus dilakukan secara teratur.

Berdoa adalah suatu komunikasi pribadi dengan Tuhan

Berdoa bukanlah untuk meminta perhatian manusia (ayat 5). Manusia berdoa untuk membangun dialog dan komunikasi yang ditujukan kepada Allah. Karenanya Yesus mengecam – bahkan menyebut munafik - mereka yang menyimpangkan tujuan berdoa dengan bertindak secara demonstratif untuk menunjukkan kesalehan mereka. Berdoa bukanlah sarana untuk meminta perhatian dan kegerakan manusia, melainkan untuk meminta perhatian dan kegerakan Allah, karena Ia-lah yang mengetahui kehidupan dan kebutuhan kita.

Berdoa harus dilakukan secara pribadi dengan Allah

Tuhan Yesus mengajarkan untuk berdoa “di tempat yang tersembunyi”. Maksudnya adalah bahwa doa itu sesungguhnya merupakan tindakan yang amat pribadi/ intim yang dilakukan oleh manusia kepada Allah. Ini juga berarti bahwa, jika kita berdoa ditengah orang banyak sekalipun, Allah akan melihat masing-masing hati kita secara pribadi; dan Ia juga akan memberkati kita secara pribadi sebagaimana kita memberi hati kita kepada-Nya secara pribadi. Doa yang benar harus dibangun dari sikap yang benar. Doa yang bermotivasi salah tidak akan membawa berkat. Tuhan Yesus mengajarkan pentingnya sikap yang benar supaya doa kita dibenarkan oleh Allah. Karenanya janganlah kita mempermainkan kesempatan untuk berkomunikasi dengan Allah demi mendapatkan perhatian dan pujian manusia.

Berdoa harus terarah

Doa yang benar adalah doa yang memiliki arah yang benar sehingga setiap doa yang dipanjatkan merupakan suatu rangkaian kata-kata yang jelas. Itulah sebabnya kita harus memperhatikan isi dari doa kita kalau mau melihat doa kita berkenan dihadapan Allah.

a. Berdoa jangan bertele-tele (ayat 7).

Adakalanya orang berdoa dengan kata-kata yang diulang-ulang dan berputar-putar tanpa menyadari makna dan tujuannya. Karena itu Tuhan Yesus mengingatkan untuk tidak berdoa dengan memakai pengulangan-pengulanan yang sia-sia, atau seperti orang membaca mantera, sebagaimana yang dilakukan para penyembah berhala yang tidak mengenal Allah.

b. Berdoa sesuai dengan maksud Allah (ayat 8).

Tuhan Yesus mengingatkan bahwa sebelum kita kemukakan pun, sesungguhnya Allah telah mengetahui keinginan kita. Namun demikian, Ia menginginkan kita untuk mengungkapkan isi hati kita, karena Ia ingin mendengar suara kita, dan berkomunikasi dengan kita. Karena yang diinginkan Allah adalah supaya kita memiliki kerinduan untuk selalu berkomunikasi dengan-Nya.

c. Berdoa harus memiliki pola (ay 9-13)

Doa Bapa Kami diajarkan oleh Tuhan Yesus sebagai contoh doa dan pola bagi setiap murid-Nya dan bagi setiap orang percaya di segala abad. Inilah pola doa yang diajarkan-Nya sendiri sebagai dasar bagi doa yang benar :

1. Pujian kepada Allah (9-10)

Sapaan “Bapa Kami” mengungkapkan sikap roh yang benar, bahwa karena oleh kasih dan anugerah-Nya kita beroleh hak istimewa untuk dapat menyapa Dia sebagai pribadi yang sangat dekat. Kemudian doa dibuka dengan memanjatkan pujian, pengagungan dan penghormatan bagi kekudusan Nama-Nya. Bukan karena Ia menginginkannya, namun karena Ia memang layak menerimanya.

2. Permohonan / Permintaan (11-13a)

Berupa permohonan jasmani yakni kebutuhan sehari-hari (“makanan”), maupun permohonan rohani, yakni permohonan akan pengampunan dan pemeliharaan Allah. Permohonan ini merefleksikan pengakuan akan ketergantungan kita kepada-Nya, dan dengan iman kita mohon supaya Dia memberikan segala sesuatu yang benar-benar kita butuhkan (“yang secukupnya”) guna memampukan kita untuk hidup menurut kehendak-Nya.

3. Pengakuan akan Kedaulatan Allah (13b)

Doa ditutup dengan ungkapan pengakuan bahwa Allah adalah Tuhan yang berkuasa yang memiliki kerajaan dan kemulian untuk selama-lamanya. Ini merupakan ungkapan pengakuan bahwa Dia, yang memiliki segalanya, adalah satu-satunya yang kita agungkan dalam kehidupan kita, dan hanya kepada Dia-lah kita mengharapkan campur tangan-Nya dalam kehidupan kita.

Berdoa harus dengan sikap yang benar

Allah menuntut hati yang bersih saat kita berdoa. Karenanya supaya dapat sungguh-sungguh berdoa, kita harus bebas dari setiap kebencian dan keinginan membalas dendam. Pengampunan kita terhadap orang lain akan menjadi dasar pengampunan Allah kepada kita. Tindakan kita terhadap orang lain akan menjadi ukuran dari tindakan Allah kepada kita. Kalau kita sungguh menyadari bahwa Allah adalah Tuhan yang Kudus, maka seharusnya kita datang dalam kekudusan. Itulah sebabnya jangan pernah simpan hal-hal yang menyebabkan doa kita terhalang seperti kepahitan dan kebencian sebab sikap yang benar akan sangat menentukan doa yang benar.

Setiap murid Kristus harus menyadari kewajibannya di hadapan Tuhan dan taat dalam melaksanakannya. Berdoa adalah salah satu dari kewajiban itu, karena doa merupakan nafas rohani bagi setiap orang percaya. Tanpa nafas rohani, maka kehidupan rohani seseorang pada hakekatnya adalah mati. Tuhan Yesus mengingatkan bahwa berdoa ditujukan kepada Allah, bukan kepada manusia untuk mendapatkan belas kasihan atau pujian manusia. Berdoa merupakan kesempatan untuk mempersembahkan pujian dan pengagungan kepada Allah. Doa juga merupakan tempat kita memohon segala sesuatu yang kita butuhkan yang didasari oleh pengakuan akan keberadaan Allah dalam hidup kita. Berdoa merupakan kesempatan kita untuk berkomunikasi dengan Allah, karenanya kita harus melakukannya dengan terarah dan berpola. Hanya dengan doa yang benar kita dapat menerima belas kasihan dan perkenan Allah.

No comments: