Allah mengasihi Anda, dan DIA juga ingin agar Anda mengasihi DIA

Monday 4 February 2008

MANUSIA UNGGUL

Daniel 1:1-21

Manusia diciptakan melebihi ciptaan yang lain. Kalau saja yang lain diciptakan oleh Allah dengan sepatah kata, maka ketika Allah menciptakan manusia, Ia harus mengolah tanah terlebih dahulu lalu kemudian memberikan bagian dari diri-Nya sehingga menusia tercipta. “…ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup” (Kejadian 2:7). Selain itu, hanya kepada manusia dunia ini diserahkan oleh Allah untuk dikelola yang menandakan bahwa manusia ada di atas ciptaan yang lain. “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi" (Kejadian 1:28). Namun apakah kita sadar bahwa kita adalah manusia ciptaan Allah yang lebih unggul? apakah kita sudah menempatkan diri kita menjadi manusia unggul?
Menurut para ahli, paling tidak ada 8 hal yang harus dimiliki oleh seseorang kalau sungguh ia menjadi manusia unggul, antara lain: 1. Etika. 2. Integritas. 3.Tanggung jawab. 4. Taat hukum dan peraturan. 5. Menghargai hak-hak orang lain. 6. Mencintai kerja. 7. Kemauan bekerja keras. 8. Tepat waktu. Semua hal di atas tidak ditentukan dari latar belakang seseorang atau statusnya di dalam masyarakat. Semua orang siapapun dia kalau di dalam dirinya memiliki kedelapan hal di atas, maka ia menjadi manusia unggul dan akan menghasilkan sesuatu yang unggul.
Hal itulah yang dimiliki oleh Daniel dan teman-temannya dalam perikop kita di atas. Alkitab berkata, “Dalam tiap-tiap hal yang memerlukan kebijaksanaan dan pengertian, yang ditanyakan raja kepada mereka, didapatinya bahwa mereka sepuluh kali lebih cerdas dari pada semua orang berilmu dan semua ahli jampi di seluruh kerajaannya” (ayat 20). Sikap apakah yang dimiliki Daniel sihingga mereka menjadi manusia unggul?

Memiliki Komitmen yang kuat
“Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja;” (ayat 8). Ternyata Daniel dan teman-temannya menjadi manusia unggul karena memiliki komitmen yang sangat kuat dengan Tuhan. Walaupun mereka ada di sekitar orang-orang yang menjadi penyembah berhala, mereka tidak harus lebur dengan sekitarnya. Mereka memiliki prinsip yang harus dipertahankan sekalipun ada konsekuensi untuk itu. Dan karena komitmen mereka ini, Tuhan membela mereka. “Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu; (ayat 9).
Kitapun akan memiliki hal-hal yang membuat kita menjadi manusia unggul kalau kita sungguh-sungguh memiliki komitmen yang kuat dengan Tuhan, dan tidak akan pernah dipengaruhi oleh sekitar kita. Jangan pernah salahkan sekitar Anda, karena bukan sekitar Anda yang menentukan komitmen Anda. Ada banyak orang pada akhirnya larut dengan sekitarnya karena menganggap bahwa hal itu sudah merupakan hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat di sekitarnya. Misalnya, orang lebih suka kompromi dengan kebiasaan-kebiasaan buruk karena hal-hal itu sudah biasa dilakukan di tengah-tengah masyarakat. Lihatlah orang-orang yang sedang mengemudi di jalan raya. Melanggar lalu lintas itu sudah hal biasa. Dan kalaupun suatu saat ditangkap polisi mereka menganggapnya lagi sial saja dan bukan sesuatu hal yang salah. Lihat juga orang-orang yang sudah terbiasa melakukan korupsi. Apakah itu korupsi kecil-kecilan sampai korupsi yang membuat bangsa ini bangkrut. Semuanya karena tidak memiliki komitmen yang kuat tetapi lebih pada ikut arus di sekitarnya yang memang sungguh sangat korup. Memang sekitar kita akan sangat mempengaruhi kita tetapi Andalah yang menentukan apa yang harus Anda lakukan. Anda adalah tuan atas diri Anda bukan sekitar Anda. Kalau Anda berkata tidak, maka tidak ada satupun yang sanggup membatalkannya kecuali kalau Anda sendiri yang membatalkannya. Memang ada konsekuensi Kalau kita memiliki komitmen yang kuat dengan Tuhan, tetapi jangan takut sebab Allah akan membela Anda untuk tetap pada komitmen Anda dan Dia akan menuntun Anda untuk mampu menjalankan komitmen itu.

Mau diuji komitmennya
“Adakanlah percobaan dengan hamba-hambamu ini selama sepuluh hari dan biarlah kami diberikan sayur untuk dimakan dan air untuk diminum; sesudah itu bandingkanlah perawakan kami dengan perawakan orang-orang muda yang makan dari santapan raja, kemudian perlakukanlah hamba-hambamu ini sesuai dengan pendapatmu.” (ayat 12-13). Komitmen yang sungguh-sungguh akan terlihat ketika diperhapkan kepada ujian. Karena komitmen Daniel dan kawan-kawan adalah komitmen yang sungguh, mereka berani diperhadapkan kepada ujian. Mereka menyadari bahwa keunggulan bukan dihasilkan dari fasilitas, tetapi dari komitmennya kepada Tuhan.

Kalau kita sungguh-sunggun memiliki komintmen yang benar kepada Tuhan, maka tidak menjadi masalah kalau komitmen kita itu diuji. Jangan karena di sekitar Anda terbiasa melanggar hokum, maka Anda melegitimasi tindakan Anda yang melanggar hokum. Jangan karena di kantor Anda terbiasa dengan korupsi, Anda membenarkan diri dengan mengambil sesuatu yang bukan milik Anda. Atau sebaliknya karena di sekitar Anda terbiasa melakukan suatu tindakan yang melanggar aturan lalu Anda menyingkir dari situ karena tidak ingin melakukan hal yang sama. Namun justru di tempat seperti itulah komitmen kita akan diuji apakah sungguh-sungguh kita memiliki komitmen yang kuat atau tidak. Jadi jangan lari dari masalah karena di sana kita akan tahu sejauh mana komitmen kita kepada Tuhan. Dan komitmen yang kuat akan dihasilkan dari kejadian-kejadian yang merupakan ujian bagi kita.

Berada di tempat yang ditentukan
“Raja bercakap-cakap dengan mereka; dan di antara mereka sekalian itu tidak didapati yang setara dengan Daniel, Hananya, Misael dan Azarya; maka bekerjalah mereka itu pada raja” (ayat 19). Daniel dan kawan-kawan tidak mentang-mentang sehingga mereka harus memilih-milih di mana harus berkarya. Walaupun mereka lebih pintar dari siapapun termasuk dari raja, mereka tetap menempatkan diri mereka di bawah raja. Mereka tidak berusaha mengambil sesuatu yang bukan hak mereka. Tetapi mereka mensyukuri apa yang ada. Mereka tidak mengkudeta raja walupun mereka memiliki kesempatan untuk itu. Tetapi mereka tetap tunduk pada raja sebagai atasan mereka.
Keunggulan bukan ditentukan dari menjadi siapa kita dan di mana kita harus mengaktualisasikan keunggulan itu. Apapun status kita dan di manapun kita ada di situ kita bisa menghasilkan keunggulan sebagai manusia unggul. Tidak harus menjadi raja, tetapi menjadi manusia unggul. Keunggulan tidak ditentukan dari kedudukan yang tinggi atau kesuksesan secara finansial tetapi mampu melakukan apapun yang menjadi tanggungjawan kita di tengah-tengah dunia ini dengan sungguh-sunggu dan dengan komitmen yang kuat. Setiap kita memiliki kemampuan yang berbeda-beda, tetapi biarlah kita mengaktualisasikan setiap kemampuan kita secara unggul bukan sekedar rata-rata. Jadilah manusia unggul dan bukan manusia rata-rata.
Oleh karena itu, sadarlah Allah menciptakan Anda menjadi manusia unggul. Jangan pernah hasilkan sesuatu yang rata-rata. Kita akan menghasilkan karya sebagai manusia unggul kalau kita memiliki komitmen yang kuat dengan Tuhan. Jangan pernah dipengaruhi oleh sekitar Anda, tetapi sebaliknya pengaruhilah sekitar Anda dengan komitmen Anda. Terbukanlah dengan ujian atas komitmen Anda dan jangan pernah pilih-pilih tempat untuk mengaktualisasikan keunggulan Anda.(*)