Manusia kerapkali mengalami kelelahan. Bukan kelelahan secara fisik saja tetapi lebih daripada itu kelelahan secara psikis. Manusia lelah karena pergumulan dan masalah atau karena berbagai persoalan fisik seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh. Memang setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka manusia diperhadapkan kepada kelelahan sebagai akibat dari dosa. “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu:” (Kejadian 3:17) Karena itu manusia berusaha untuk mengatasi kelelahannya dengan cara refreshing atau rekreasi atau mencoba untuk beristirahat. Memang kalau kelelahan itu hanya sekedar kelelahan fisik, istirahat sudah cukup. Namun kalau kelelahan itu secara psikis, maka istirahat tidak akan memadai. Memang refreshing dan rekreasi sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam mengatasi kelelahan secara psikis, tetapi apakah itu cukup? Karena banyak orang setelah berkreasi tetap mengalami kelelahan bukan saja secara psikis tetapi ditambah juga secara fisik karena aktifitas yang sangat melelahkan.
Jadi, bagaimana cara untuk mampu mengatasi kelelahan yang kita alami di dunia ini? Dalam Yesaya 40:12-31, kita diberikan cara untuk mengatasi kelelahan kita. Dan paling tidak ada tiga sikap yang harus kita miliki untuk mampu mengatasi kelelahan kita.
Jadi, bagaimana cara untuk mampu mengatasi kelelahan yang kita alami di dunia ini? Dalam Yesaya 40:12-31, kita diberikan cara untuk mengatasi kelelahan kita. Dan paling tidak ada tiga sikap yang harus kita miliki untuk mampu mengatasi kelelahan kita.
Jangan berusaha dari kekuatan kita sendiri
“Siapa yang menakar air laut dengan lekuk tangannya dan mengukur langit dengan jengkal, menyukat debu tanah dengan takaran, menimbang gunung-gunung dengan dacing, atau bukit-bukit dengan neraca?” (ayat 12) Adalah sebuah kesia-siaan kalau kita berusaha untuk mengatasihi kepenatan hidup ini dengan kekuatan kita semata-mata. Karena usaha kita akan seperti menjaring angin atau ingin menjadi penasehatnya Tuhan. “Siapa yang dapat mengatur Roh TUHAN atau memberi petunjuk kepada-Nya sebagai penasihat? Kepada siapa TUHAN meminta nasihat untuk mendapat pengertian, dan siapa yang mengajar TUHAN untuk menjalankan keadilan, atau siapa mengajar Dia pengetahuan dan memberi Dia petunjuk supaya Ia bertindak dengan pengertian? (ayat 13-14). Manusia sangat terbatas dan tidak akan mungkin bias sanggup dari dirinya sendiri mengatasi kelelahannya karena manusia itu hanya seperti setitik air dalam timba atau sebutir debu dalam neraca (ayat 15). Dari kenyataan inilah maka Yesus memberikan tawaran bagi setiap manusia yang ingin mendapatkan kelegaaan dari kepenatannya. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28).
Kelegaan hanya akan kita temukan apabila kita tersyungkur di kaki Yesus dengan kesadaran penuh untuk menyambut tawaran-Nya dalam memberikan kelegaan bagi kehidupan kita. Sebab hanya Dia yang memahami kelelahan kita dan Dia tahu bagaimana cara mengatasinya. Untuk itu jangan lari ke mana-mana, tetapi datanglah kepada-Nya dan nikmati perhentian yang melegakan jiwa yang Dia anugerahkan dalam kehidupan Anda.
Mengimani bahwa Allah peduli atas kehidupan kita.
Memang banyak masalah yang membuat kita penat tetapi jangan lupa bahwa lebih banyak hal yang sudah Tuhan perbuat dalam kehidupan kita. Jadi jangan seperti bangsa Israel yang merasa ditinggalkan oleh Tuhan ketika mereka mengalami tekanan hidup. ”Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" (ayat 27). Allah bukan saja pencipta dunia ini, tetapi Dia juga yang mempedulikannya sehingga segala sesuatu yang diciptakannya-Nya itu berjalan sedemikian teraturnya. “Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat. (ayat 26). Demikian juga dengan hidup kita. Kalau kita percaya bahwa Allah bukan saja menciptakan kita, tetapi juga Tuhan yang sanggup memelihara kehidupan kita termasuk dalam masalah dan pergumulan yang sedang kita hadapi. Dan Dia sudah membuktikan akan pemeliharaan-Nya dalam kehidupan kita di masa yang lampau sehingga kita bias tetap hidup sampai saat ini. Jadi jangan pernah lupakan apa yang sudah Dia telah perbuat dalam kehidupan Anda selama ini.
Kalau ingin lega dari kepenatan hidup ini, jangan terlalu pernah fokus dengan masalah dan pergumulan yang ada, tetapi yakinilah akan kepeduliaan Allah yang telah melakukan banyak hal dalam kehidupan Anda dan bersyukurlah dengan hal-hal itu. Sebab tidak ada gunanya kita tetap meratapi hal-hal yang kita tidak miliki sementara kita mengabaikan hal-hal yang ada di depan mata kita.
Menanti-nantikan Tuhan
“... tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (ayat 31). Harapkan kekuatan yang datang daripada-Nya dan jangan pernah beranjak dari tempat di mana Anda berdoa sebelum Dia menyatakan kuasa-Nya dalam kehidupan Anda. Karena orang yang menanti-nantikan Tuhan pasti ada kekuatan untuk mampu terus mengharapkan Tuhan sampai Dia menyatakan kuasa-Nya untuk membawa kita mengalami semua apa yang Dia rencanakan dalam kehidupan kita.
Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan tidak akan mengkuatirkan persoalan yang semakin berat. Sebab justru lewat angin yang kencanglah rajawali semakin tinggi terbang. Dengan dorongan angin rajawali mampu menjelajahi tempat yang lebih jauh dan lebih tinggi. Demikian juga orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan untuk terbang lebih tinggi dan lebih jauh untuk meraih apa yang Tuhan sediakan.
Kita kuat bukan karena kita masih muda. Atau kita capek karena kita sudah tua. Namun kekuatan yang kita miliki berasal dari Allah yang kita nanti-nantikan. Dia akan memampukan kita untuk terus melangkah tidak peduli apa yang sudah terjadi dan bagaimanapun sulitnya jalan yang harus kita tempuh. Kuncinya adalah mengandalkan Tuhan dan menanti-nantikan Dia dalam hidup ini.
Oleh karena itu setiap kita yang ingin mendapatkan kelegaan, sadarilah bahwa kekuatan kita tidak akan memadai untuk menemukan kelegaan. Karena kelelahan kita bukan sekedar kelelahan fisik tetapi jauh lebih dari itu adalah kelelahan psikis. Dan kelelahan ini hanya bisa kita atasi kalau kita datang memenuhi undangan Tuhan Yesus untuk datang dan tersyungkur di kaki-Nya sebab di sanalah kita akan menemukan kelegaan. Kerelaan kita untuk datang dan tersyungkur di kaki Yesus harus didorang karena keyakinan bahwa Dia peduli atas kehidupan kita sebab Dia mengasihi kita. Allah sangat memikirkan kita dan Dia tetap mengasihi kita tidak peduli apa yang terjadi yang membuat kita lelah. Jangan pernah meragukan pribadi-Nya dalam kehidupan Anda agar kepeduliaan-Nya nyata dalam kehidupan Anda. Dan pada akhirnya nanti-nantikan Tuhan dalam hidup ini sehingga Anda bisa menikmati kekuatan untuk terus melangkah dan pada akhirnya mendapatkan kelegaan. Mungkin ketika kita mempercayakan hidup kita kepada Tuhan, masalah yang kita hadapi belum selesai tetapi ingatlah, Allah akan memberikan kekuatan kepada Anda untuk terus melangkah sampai Anda menemukan semua hal yang Tuhan sediakan dalam kehidupan Anda. Dan sementara kita melangkah untuk meraih apa yang Tuhan sediakan itu, kita akan dianugerahkan-Nya kelegaan sehingga kita mengalami sukacita yang datang daripada-Nya.
No comments:
Post a Comment