Allah mengasihi Anda, dan DIA juga ingin agar Anda mengasihi DIA

Wednesday 7 October 2009

BERHARGA DI MATA ALLAH

Bacaan: Kejadian 1:26-28

Banyak orang berpersepsi bahwa harga dirinya adalah hasil dari penilaian orang-orang yang ada di sekitarnya dan biasanya hal itu dinilai dari apa yang dimilikinya. Penilaian itu kadang didasarkan pada jabatan, kekayaan, dan strata-strata sosial yang lain sehingga kalau orang tidak memiliki hal itu, orang tersebut tidak diperhitungkan dan dirinya bukan siapa-siapa di hadapan orang sekitarnya. Demikianlah penilaian dunia. Tetapi ternyata penilaian yang demikian adalah penilaian yang semu, tidak fair dan tidak pernah bisa memberikan gambaran yang riil mengenai diri seseorang bahkan sampai ada orang yang merasa tidak memiliki harga diri.

“Siapakah kita” sebenarnya bukanlah hasil dari penilaian orang di sekitar kita. Siapakah kita adalah hasil dari bagaimana kita memberikan penilaian terhadap diri kita sendiri. Kalau kita memberikan nilai positif terhadap diri kita maka yang akan terekspresi keluar dan bisa disaksikan dan dirasakan sekitar kita adalah hal-hal yang positif tetapi kalau kita memberikan nilai negatif maka buah yang negatif yang kita hasilkan. Sebab bagaimana kita menilai hidup kita akan sangat menentukan harga diri kita sendiri. Bagaimana agar kita bisa memberikan nilai positif terhadap diri kita dan bisa dijamin penilaian itu adalah penilaian yang benar? Penilaian yang benar bukanlah penilaian yang didasarkan pada ukuran manusia tetapi penilaian yang menggunakan ukuran yang tidak mungkin salah yaitu Firman Allah.

Manusia memiliki nilai yang sangat berharga karena dia diciptakan Allah. Dan harga dari manusia itu bukan karena apa yang akan dimiliki oleh manusia itu nantinya tetapi karena sesuatu yang sudah disiapkan Allah sebelumnya bagi manusia yang akan diciptakan itu sehingga apapun yang akan dimiliki oleh manusia yang diciptakan Allah itu nantinya tidak akan menambah nilai hidupnya di hadapan Allah dan sebaliknya apapun yang tidak dimiliki oleh manusia itu setelah diciptakan tidak akan mengurangi nilai hidupnya di hadapan Allah. Mengapa manusia itu berharga?

Karena manusia diciptaan dengan suatu perencanaan yang sangat matang/rapi

Sesuatu yang direncanakan secara matang dan rapi biasanya adalah sesuatu yang sangat berharga dan penting. Demikianlah Allah ketika Ia menciptakan manusia, Dia menciptakan-Nya dalam suatu perencanaan yang bukan asal-asalan tetapi suatu perencanaan yang sangat matang. “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia... “ (ayat 26). Ungkapan ini menunjukkan bahwa langkah selanjutnya dari hari penciptaan itu adalah mencip-takan manusia. Dan penciptaan manusia itu sudah melewati suatu proses penciptaan yang lain dalam urutan yang sangat rapih. Kalau kita melihat ayat 1 sampai 25, maka di situ kita menemu-kan bahwa rencana Allah untuk men-ciptakan segala sesuatu dalam dunia ini sungguh sangat rapih. Dan puncak dari pencitpaan itu adalah ketika Dia menciptakan manusia.


Allah menghadirkan manusia di dunia ini lewat suatu perencanaan yang begitu indah di mana Dia menciptakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia itu terlebih dahulu sehingga manusia itu tidak perlu bingung bagaimana dia harus makan dan minum dan apa yang harus dilakukannya dengan hidupnya. Tetapi semuanya itu Allah sudah rencanakan sebelum manusia itu diciptakan.


Jadi, siapapun Anda dan apapun keberadaan Anda hari ini lihatlah diri Anda sebagai pribadi yang sangat berharga di mata Tuhan. Sebab Anda diciptakan bukan asal diciptakan tetapi karena Anda sangat berharga di mata-Nya, maka ia menciptakan hidup Anda lewat suatu proses yang sangat rapih. Jadi jangan pernah turunkan harga diri Anda karena sesuatu yang ada dalam dunia ini sebab apapun kemudian yang terjadi dalam hidup Anda tidak mengurangi harga diri Anda di hadapan Allah.


Apa yang ada pada seluruh perjalanan hidup Anda adalah hal yang terbaik dan yang pas. Sangat ironis kalau Anda ingin menjadi orang lain karena hanya keberadaan Anda yang paling pas buat Anda. Kalau Anda ingin mengidentifikasi diri dengan orang lain, itu adalah suatu pergeseran ke arah yang kurang baik. Kalau Anda ingin berada pada posisi yang terbaik, terima diri Anda apa adanya karena itu sudah lewat perencanaan yang sangat matang.

Manusia diciptakan dengan pola yang pasti


Sewaktu Allah menciptakan manusia, Dia tidak kebingungan dengan pola. Dia tidak bingung memikirkan seperti apa manusia nantinya karena Allah sudah memiliki polanya yaitu diri-Nya sendiri. “Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,” (ayat 26) Mengapa Allah menciptakan manusia dengan memakai pola diri-Nya sendiri? Karena Allah memandang manusia yang akan diciptakannya itu adalah manusia yang sangat berharga sehingga pola manusia bukanlah pola yang asal jadi tetapi menggunakan pola yang pasti yaitu diri-Nya sehingga manusia diciptakan segambar dan serupa dengan-Nya.
Siapapun Anda dan bagaimanapun keadaan Anda, syukurilah karena Anda adalah pola Allah. Jangan pernah sesali keberadaan Anda terlebih-lebih melirik orang lain dan ingin mengidentikasikan diri kepada mereka.


Tidak ada yang salah dalam diri Anda. Yang salah adalah ketika Anda menilainya secara salah. Karena kita diciptakan dengan pola Allah, untuk itu kalau ingin mengenali siapa diri Anda secara benar maka tidak ada jalan lain selain Anda harus mengenal siapa dan bagaimana Allah yang telah menciptakan Anda.

Allah menciptakan manusia dengan tujuan yang jelas


“Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (ayat 28). Kata” beranakcuculah dan bertambah banyak”, memiliki dua pengertian. Pertama, reproduksi pisik, yaitu melahirkan anak sehingga lewat kelahiran anak itu akan memperbanyak gambar dan rupa Allah. Kedua, reproduksi non fisik, yaitu menghadirkan karakter Allah dalam diri manusia itu sehingga orang di sekitarnya bisa merasakan kehadiran Allah.


Kalau kita mengasihi sesama kita, sebenarnya Yesuslah yang hadir mengasihi orang itu. Dan semua perbuatan-perbuatan baik yang lain adalah karya Allah dalam hidup kita. Dari manifestasi karakter Allah dalam hidup kita diharapkan akan menghasilkan (mereproduksi) jiwa-jiwa yang bisa menghadirkan karakter Allah dalam kehidupan mereka (beranakcucu dan bertambah banyak).


Tujuan yang kedua manusia diciptakan sebagai wujud nyata bahwa manusia itu sangat berharga adalah bahwa Allah memberikan otoritas kepada manusia untuk menaklukkan bumi ini termasuk didalamnya adalah masalah dan pergumulannya. “...penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,” Jadi jangan mau ditaklukkan oleh apa saja yang ada dalam dunia ini tetapi justru kita memiliki otoritas untuk menaklukkannya. Jangan mau juga takluk dengan penilaian orang atas diri Anda tetapi taklukkan itu dengan kesadaran bahwa hidup Anda sangat berharga.


Tujuan yang ketiga adalah bahwa Allah menempatkan manusia menjadi wakilnya dalam dunia ini. “berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Kata berkuasa menunjuk kepada wewenang yang diberikan Tuhan untuk mengelola dunia ini dengan segala apa yang ada didalamnya. Hanya kepada manusia Allah memberikan wewenang-Nya untuk mengelola bumi ini. Tetapi ingatlah jangan salah gunakan wewenang itu. Jangan sampai harga diri kita jadi turun karena menyalahgunakan wewenang Allah dalam hidup ini. Bukankah ada banyak orang hari ini di mana harga dirinya hancur karena keserakahan dan penyalahgunaan wewenang yang ada? Ingatlah bahwa wewenang itu diberikan untuk mengelola dan bukan untuk menghancurkan.


Jadi manusia sangat berharga di mata Tuhan karena manusia itu diciptakan lewat sebuah proses yang sangat matang, diciptakan dengan pola yang sangat mulia yaitu diri-Nya sendiri dan dijadikan dengan satu tujuan yang sangat jelas yaitu mereproduksi gambar dan rupa Allah, memiliki otoritas dan wewenang untuk menjadi wakil Allah di dunia ini. Oleh karena itu hargailah hidup Anda dan jangan pernah degradasikan harga diri Anda.

No comments: