Allah mengasihi Anda, dan DIA juga ingin agar Anda mengasihi DIA

Monday 25 May 2009

UNTUNG




Pada umumnya orang mengartikan kata untung dengan hal-hal yang positif yang terjadi di dalam kehidupan ini seperti mendapatkan selisih harga dari penjualan suatu barang, terhindar dari penyakit atau kecelakaan dan lain sebagainya. Banyak orang tidak akan pernah percaya dan menyadari bahwa di tengah-tengah hal yang negatifpun seperti kehilangan dan berbagai masalah lainnya ada keuntungan yang kita akan dapatkan kalau kita sadar mengapa hal-hal yang negatif itu terjadi di dalam kehidupan kita. Alkitab berkata, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28).


Ketika Allah mengijinkan hal-hal negatif terjadi seperti juga ketika Dia mengijinkan hal-hal positif kita alami sesungguhnya semua demi keuntungan kita anak-anak-Nya. Tidak mungkin Allah mengijikan segala sesuatu di dalam kehidupan anak-anak-Nya yang tidak membawa keuntungan di dalam kehidupan ini. Jadi kalau saat ini Anda sedang mengalami hal-hal yang negatif seperti: masalah, pergumulan, penderitaan, maka lihatlah bahwa ada keuntungan yang Anda akan dapatkan di dalamnya! Keuntungan apakah yang kita akan dapatkan dari hal-hal yang negatif itu? Dalam 2 Korintus 12:1-10, kita akan menemukan beberpa keuntungna dari masalah dan pergumulan hidup yang Tuhan ijinkan terjadi.



Agar kita memiliki hidup yang berkarakter


Ketika Allah mengijinkan Paulus mengalami hal-hal yang besar di mana dia diangkat ke Firdaus dan melihat hal-hal yang luar biasa (ayat 1-6). Maka Allah yang telah mengijinkan dia mengalami hal-hal yang positif itu, juga membuka keran yang negatif sehingga Paulus mengalami sesuatu yang merupakan kesulitan bagi dia. “Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri” (ayat 7). Dan ternyata tujuan dari hal-hal yang negatif itu yaitu “duri dalam daging” atau penyakit dalam hidup Paulus untuk membentuk dia agar tetap rendah hati.


Pada prinsipnya manusia itu sombong, itulah sebabnya Allah ijinkan hal-hal yang membuat manusia mengalami kesulitan, masalah, penderitaan dalam bentuk apapun untuk maksud agar kita memiliki kehidupan yang berkarakter. Sebab Allah tidak suka dengan orang yang sombong dan kesombongan adalah awal dari kehancuran. Itulah sebabnya Allah menginjinkan hal-hal yang negatif terjadi untuk membentuk kita agar memiliki kerendahan hati. Sebab tidak ada yang perlu kita sombongkan di dalam hidup ini. Kalaupun kita memiliki pencapaian hidup yang luar biasa semuanya itu adalah anugerah Allah.


Jadi kalau hari ini Allah ijinkan Anda mengalami sesuatu yang tidak Anda suka dan sesuatu yang Anda tidak suka itu sungguh sangat menyulitkan hidup Anda, ingatlah itu sarana di tangan Allah untuk membentuk karakter Anda agar sesuai dengan maksud Allah dalam kehidupan Anda. Jangan pernah lari dari pembentukan Allah karena Dia ingin agar Anda menjadi pribadi yang bukan saja bisa mencapai hal-hal yang luar biasa tetapi pribadi yang sukses yang mempermuliakan Allah. Karena banyak orang dalam dunia ini bisa mencapai sesuatu yang luar biasa tetapi justru pencapaian itu menghancurkan hidupnya karena tidak bisa memaknai keberhasilannya itu dengan baik sesuai dengan maksud Tuhan dalam kehidupannya. Dan akar dari kehancuran itu adalah kesombongan hidup. Untuk itulah selain Allah mengijinkan Anda sampai di puncak kejayaan Anda, Dia juga ingin agar Anda tetap bertahan di sana dengan membentuk karakter Anda untuk tetap menyadari bahwa semuanya itu adalah anugerah-Nya bukan karena kemampuan Anda semata-mata.


Banyak kisah di dunia ini di mana ada banyak orang yang telah mencapai sukses dalam kehidupannya tetapi justru karena sukses itu menjadikan hidup dan keluarganya berantakan. Memang kemampuan manusia dengan segala usaha dan kerja kerasnya bisa membawa dirinya kepada puncak kejayaan, tetapi hanya orang yang berkarakterlah yang bisa tetap bertahan di puncak kejayaan itu. Itulah sebabnya tidak mengherankan kalau kesuksesan hidup banyak orang di dunia ini justru menghancurkan hidupnya kalau tidak juga disikapi dengan rendah hati. Itulah sebabnya Allah tidak menginginkan anak-anak-Nya hancur justru karena keberhasilan yang dapat diraih dalam hidup ini. Untuk itu Dia memberikan juga masalah agar setiap kita menyadari bahwa keberhasilan itu harus disikapi dengan kerendahan hati untuk membuat kita tetap sadar akan siapa diri kita di hadapan Allah. Kerendahan hati adalah hasil dari masalah yang Tuhan ijinkan dalam kehidupan kita dan itu adalah sebuah keuntungan.



Menyadari sumber kuasa yang kita miliki


“Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku” (ayat 8-9). Paulus adalah Rasul yang besar dan memiliki kuasa di dalam pelayanan. Banyak mujizat yang terjadi dalam pelayanannya; orang sakit disembuhkan sampai saputangannya saja bisa menyembuhkan orang sakit, orang mati dibangkitkan, namun dalam hal ini Allah mau mengajar dia bahwa sumber dari kuasa itu bukan pada dirinya tetapi Tuhan. Itulah sebabnya ketika dia berdoa sampai tiga kali, Allah tidak mengabulkan doanya agar Paulus tetap berharap kepada Allah sepenuhnya.


Memang kalau kita masih mampu, maka Allah tidak kita butuhkan. Kalau uang masih bisa menolong, banyak orang tidak mengharapkan Tuhan. Tetapi kalau kita sudah sampai di batas kemanusiaan kita, ketika uang tidak bisa berbuat apa-apa lagi, maka kita baru sadar bahwa Allah dan kuasa-Nya-lah yang kita butuhkan. Untuk itu hal-hal yang negatif yang terjadi di dalam kehidupan kita adalah sarana untuk mengajar kita agar kita sadar bahwa sumber kuasa yang kita miliki bukan terletak pada apa yang ada pada kita, tetapi pada Tuhan sehingga kita tetap mengharapkan dan bergantung kepada Dia.


Kesadaran akan kuasa Allah dalam kehidupan kita akan membuat kita memiliki kuasa yang tak terbatas dan itu adalah suatu keuntungan dalam hidup ini. Karena lewat kesadaran itu maka kita akan memiliki pengharapan bahwa tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya dan tidak ada pergumulan yang tidak ada jawabannya. Segalanya menjadi mungkin karena kuasa Allah dalam kehidupan kita. Untuk itu jangan lari dari pergumulan tetapi sikapi pergumulan dengan menyadari bahwa Allah memiliki kuasa yang melebihi pergumulan Anda sehingga kita tetap berharap kepada-Nya.



Memiliki kuasa yang sesungguhnya


“Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat” (ayat 10). Sikap Paulus yang menyadari bahwa dia lemah justru menjadi kunci kekuatannya dalam menghadapi setiap pergumulan yang ada sehingga dia selalu bisa melewati pergumulan itu dengan kemenangan karena kekuatan yang datang dari Allah.


Dengan masalah yang Tuhan ijinkan terjadi akan menyadarkan kita bahwa kita adalah orang yang lemah. Kesadaran itu akan membuat kita perpaling kepada Tuhan dan di sanalah kita akan mengalami kekuatan yang sesungguhnya yaitu kuasa Allah yang dinyatakan di dalam kehidupan kita. Biasanya kalau kita merasa kuat maka kita merasa tidak memerlukan Allah dan kenyataan itu sesungguhnya akan menunjukkan bahwa kita adalah orang yang paling lemah. Sebab masalah dan pergumulan akan memperlihatkan kelemahan kita sebagai manusia karena kita tidak mampu untuk mengatasinya. Tetapi kalau kita merasa lemah dan tak berdaya, maka kita akan memiliki kekuatan dan kuasa untuk menghadapi pergumulan yang paling berat sekalipun asal kita berpaling kepada Tuhan yang Mahakuasa.


Jadi, keuntungan yang kita dapatkan dari hal-hal yang negatif seperti pergumulan hidup justru akan membuat kita memiliki kuasa yang tak terbatas. Dan kuasa itu justru kita miliki di saat kita merasa lemah dan tak berdaya. Karena kuasa itu bukan dari diri kita sendiri tetapi dari Allah yang Mahakuasa.


Oleh karena itu, jangan lari dari masalah dan pergumulan hidup sebab keuntungan kita dapatkan bukan saja dari hal-hal yang positif tetapi juga dari hal-hal yang negatif. Sadarilah bahwa hal-hal negatif itu membuat kita memiliki hidup yang berkarakter sehingga kita bisa menyikapi hidup ini secara lebih baik apapun kenyataan hidup yang kita alami. Kesulitan juga menyadarkan kita akan sumber kuasa yang sesungguhnya yaitu Allah sehingga kita tidak mengandalkan apa saja dalam hidup ini termasuk kesuksesan. Dan pergumulan akan menyadarkan kita bahwa kita lemah dan kesadaran ini kalau kita memandang kepada Allah jusru akan mengakibatkan kita memiliki kuasa sesungguhnya yaitu kuasa Allah yang tak terbatas untuk mengatasi masalah dan pergumulan hidup ini. (*)

1 comment:

Anonymous said...

Setuju. Di balik semua peristiwa ada hikmahnya.