Allah mengasihi Anda, dan DIA juga ingin agar Anda mengasihi DIA

Saturday 25 July 2020

MERDEKA DARI PENGARUH MASA LALU

Bacaan Alkitab: Filipi 3:1-14 

Setiap kita pasti memiliki pengalaman hidup. Baik pengalaman yang menyenangkan atau yang menyakitkan. Setiap pengalaman itu memiliki dampak dalam kehidupan kita sekarang ini. Dampak itu bisa positif atau juga negatif. Kita kenal apa yang disebut dengan “post power sysdrome” di mana seseorang yang dahulu memiliki kekuasaan karena jabatan, mengalami tekanan hidup setelah tidak memiliki jabatan lagi. Tipe orang seperti ini adalah orang yang terpenjara dengan pengalaman hidup yang menyenangkan di masa lampau sehingga ia tidak bisa melihat realita hidup yang sesungguh-nya hari ini bahwa ia sudah tidak memiliki jabatan lagi. Kita juga mengenal istilah “trauma”, suatu pengalaman pahit yang memenjarakan seseorang yang mengakibatkan tekanan kepada jiwa yang mengalaminya.
Ada istilah yang berkata, “pengalaman adalah guru yang terbaik”. Tetapi ingatlah bahwa pengalaman hidup apapun itu, baik yang menyenangkan ataupun yang menyakitkan kalau tidak dikelola dengan baik akan menjadi malapetaka bagi hidup kita hari ini. Untuk itu, bagaimanakah kita menyikapi pengalaman hidup di masa lalu dengan benar? 

Jangan mau terpenjara dengan pengalaman di masa lampau 
Dalam nats di atas, di mana ada jemaat Tuhan yang berlatar belakang Yahudi mencoba untuk tetap pada pengalaman hidup mereka di masa yang lampau, dimana mereka masih mengikuti tradisi seperti sunat. Selain itu mereka juga berusaha mendorong orang lain khususnya jemaat di Filipi untuk melakukan hal yang sama. Itulah sebabnya Paulus mengingatkan jemaat untuk berhati-hati. “Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat yang palsu,” (ayat 2). Paulus berusaha menyakinkan jemaat bahwa untuk mau maju di dalam Tuhan harus berani meninggalkan segala sesuatu yang ada di belakang apapun itu bentuknya agar mendapatkan bagian di dalam Kristus. 
Hal itulah yang dilakukan oleh Paulus, dia berkata; “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,” (ayat 7-8) Memang masa lalu Paulus adalah sesuatu yang menguntungkan secara duniawi (ay. 5-6). Kata utung (Yun. Kerdos) memiliki arti mendapatkan keuntungan. Dan memang masa lalu Paulus itu memberi dia keuntungan seperti kedudukan, kehormatan, dan kekayaan. Tetapi setelah dia mengenal Kristus apa yang dahulu merupakan keuntungan bagi dia menjadi sebuah kerugian. Mengapa? Karena dia menyadari bahwa Kristus yang dia kenal lebih berharga dari keuntungan yang dia dapatkan di masa lalu. Kata kerugian (Yun. Zemia) juga memiliki arti kerusakan. Jadi masa lalu Paulus yang menguntungkan itu justru memberikan kerusakan bagi pengenalannya kepada Kristus. Paulus sadar bahwa masa lalunya merupakan suatu yang menghambat dia untuk mengenal Kristus sehingga dia berani untuk melepaskannya dan menganggapnya sebagai sampah yang perlu dibuang. Karena kata sampah (Yun. Skubalon) juga memiliki arti kotoran sehingga dia tidak membutuhkan waktu lama untuk meninggalkannya. Memang keadaan Paulus sebagai seorang Farisi telah membutakan matanya untuk melihat keselamatan di dalam Kristus. Dan dia menyadari bahwa pengenalannya akan Kristus jauh lebih bernilai dari apa yang dimiliki saat itu. Itulah sebabnya dia berani meninggalkannya dan tidak mau terpenjara olehnya. 
Kita harus berani melepaskan apapun yang ada di belakang kita. Sekalipun masa lalu yang akan Anda tinggalkan itu adalah sesuatu yang sangat membanggakan tetapi kalau itu tidak membuat Anda mendapatkan bagian di dalam Kristus, maka wajib untuk ditinggalkan. Termasuk jangan mau terpenjara dengan pengalaman pahit Anda yang hanya akan membuat Anda kehilangan kesempatan untuk mendapatkan apa yang seharusnya Anda miliki di dalam Kristus. Ingatlah, pengenalan akan Kristus jauh lebih berharga daripada apa yang Anda harus tinggalkan. Dan kalau masa lalu Anda – apapun itu – menghambat langkah Anda untuk mendapatkan apa yang Tuhan sediakan bagi Anda, maka itu layak untuk dibuang karena apa yang Anda tinggalkan itu tidak sebanding dengan apa yang Anda akan dapatkan di dalam Kristus. 
Banyak orang Kristen tidak pernah maju-maju di dalam Kristus karena masih terikat dengan masa lalunya. Mungkin itu sesuatu yang membanggakan sehingga sayang untuk dibuang. Memang tidak semua peristiwa di masa lalu itu harus ditinggalkan. Tetapi kalau masa lalu Anda menghambat langkah Anda untuk maju di dalam Kristus itu tidak layak untuk dipertahankan. Namun kalau masa lalu Anda – apapun itu bentuknya – membuat Anda semakin melaju di dalam Kristus, pertahankan itu. Allah tidak ingin Anda stagnan dalam hidup. Dia ingin agar Anda mengalami semua yang disediakan untuk Anda, asal Anda tetap melangkah di rencana yang Tuhan sediakan buat Anda. 

Beranilah melihat realita yang ada hari ini 
“Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati” (ayat 10-11). Paulus memiliki kerinduan untuk mengenal Kristus, bukan hanya sekedar tahu tentang Yesus. Kata mengenal (Yun. Ginosko) memiliki arti mengetahui dalam berbagi macam aplikasi dan dengan banyak implikasi. Dan yang perlu Paulus kenal dalam koteks ini adalah Kristus dan kuasa kebangkitan dan penderitaan-Nya sehingga dia mampu menyikapi setiap keadaan dari konsekuensi pengenalan itu. Ketika dia mengalami kuasa kebangkitan Kristus dia sadar bahwa itu semata-mata karena anugerah Allah. Dan kalaupun dia mengalami penderitaan akibat dari pengenalannya akan Kristus, dia tidak lari dari kenyataan itu. Paulus berani melihat realita dari kenyatan hidup karena percaya Yesus. Dan hal itu terlihat dalam perjalanan hidupnya setelah percaya Yesus. Disaat dia meninggalkan masa lalunya yang menghambat langkahnya untuk ikut Yesus justru membuat dia mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan. Namun dia tidak pernah undur sedikitpun karena dia tahu bahwa itu adalah realita hidup mengikuti Kristus. Justru kesadaran inilah yang membuat dia tetap maju sampai dia menyelesaikannya dengan kemenangan. 
Kalau kita mengenal Kristus, maka kita akan mampu melihat realita yang ada hari ini dengan sikap yang benar. Apakah itu kesempatan untuk mengalami kuasa Allah dan juga termasuk apabila menggalami kesulitan dan penderitaan. Kita tidak akan terkabur ketika kita mengalami kuasa Allah dan kita tidak akan undur ketika kita mengalami kesulitan dan penderitaan. Jangan hanya mau menerima yang baik dari Allah tetapi menolak kesulitan karena percaya Yesus. Terkadang Tuhan mengijinkan kesulitan menghampiri hidup Anda agar Anda menyadari bahwa Anda sangat membutuhkan Allah untuk sampai di ketetapan Allah dalam hidup Anda. Mungkin Anda harus menuai apa yang pernah Anda tabur di masa lampau, tetapi jangan lari dari kenyataan sebab itulah konsekuensi hidup. Dengan mengenal Kristus dan percaya kepada-Nya, Anda akan dimampukan untuk bangkit dari masalah dan pergumulan hari ini. Jadi beranilah menghadapi realita yang ada hari ini, apapun itu bentuknya karena hanya dengan sikap itu Anda akan tetap bisa melangkah maju dan sampai di tujuan Allah dalam hidup Anda. 

Tatap masa depan dengan penuh harapan 
“... tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus” (ayat 13-14). Kata mengarahkan (Yun. Epekteino) memilliki arti menjangkau untuk mencapai sesuatu (menggapai). Hal itu tentu membutuhkan komitmen yang sungguh untuk melakukannya. Itulah sebabnya kata itu dilanjutkan dengan kata berlari-lari (Yun. Dioko) yang juga memiliki arti mengusahakan atau memburu. Dengan kata lain, Paulus mengerahkan segenap kekuatannya untuk maju dengan sungguh-sungguh memusatkan pikirannya kepada apa yang ada di depan – bukan yang dibelakang - agar tidak gagal untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh Kristus bagi kehidupannya. Dia tidak mau langkahnya terhenti hanya karena sesuatu yang tidak prinsip – seperti kesulitan dan penderitaan yang dia hadapi - tetapi matanya tertuju kepada pengaharapan yang Allah sediakan bagi dia di masa depan. Paulus sadar bahwa keadaannya saat itu – sesulit apapun itu - bukanlah tujuan akhir dari perjalanannya. Itulah sebabnya dia fokus pada masa depan yang Tuhan telah sediakan bagi hidupnya. Pengharapan itulah yang membuat Paulus bisa tetap bertahan dan terus berlari sampai dia mengalaminya. 
Pengharapan adalah modal untuk bangkit. Kehilangan pengharapan akan membuat kita mengalami kematian jauh sebelum kematian itu sendiri terjadi. Itulah sebabnya dengan memiliki pengharapan akan mendorong kita untuk berjuang hari ini apapun realita hidup kita yang membuktikan bahwa kita masih hidup. Mungkin Anda sedang menghadapi pergumulan dan kesulitan hidup, selagi Anda masih memiliki harapan, maka Anda akan mencapai apa yang Anda impikan di dalam Tuhan. Jadi, arahkan pandanglah Anda ke depan di mana Kristus ada. Imanilah bahwa tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya kalau kita percaya kepada Tuhan. 
Oleh karena itu, jangan mau terpenjara dengan pengalaman hidup Anda di masa lampau apapun itu bentuknya. Kita hidup bukan untuk hari kemarin tetapi hari ini. Jadi, lihatlah realita yang ada dan hadapi itu serta berjuanglah untuk sesuatu yang Anda harapkan di masa depan. Sebab keputusan Anda hari ini akan sangat menentukan hidup Anda di masa yang akan datang.(ms)

No comments: