Allah mengasihi Anda, dan DIA juga ingin agar Anda mengasihi DIA

Saturday 13 April 2013

MANAJEMEN MENGATASI KRISIS

Pendahuluan.

Masalah adalah sesuatu yang sering terjadi dalam kehidupan manusia. Apakah itu masalah dalam kehidupan secara pribadi atau masalah yang timbul dalam keluarga. Setiap manusia menginginkan untuk dapat memecahkan masalah yang ada, itulah sebabnya manusia berusaha untuk mencari cara dalam mengatasihinya. Tidak bisa dipungkiri setiap manusia memiliki caranya sendiri-sendiri dalam menyelesaikan masalah yang melanda. itulah sebabnya berikut ini ada sebuah contoh dalam Alkitab di mana sebuah krisis terjadi dan kemudian dapat diatasi, yaitu krisis dalam pernikahan di Kana.

I. Latar Belakang Masalah

Peristiwa yang terjadi di dalam perikop di atas adalah sebuah pernikahan di kota Kana yang di Galilea. Dalam tradisi Yahudi, peristiwa pernikahan adalah suatu peristiwa yang penting. Dan biasanya pernikahan itu berlangsung selama 7 hari. Dalam masa itu rumah mereka harus terbuka untuk semua tamu yang akan datang. Pesta yang dimikian itu yang berlangsung selama satu minggu merupakan peristiwa yang sangat istimewa yang dipenuhi dengan sukacita. Anggur adalah hal yang sangat penting bagi pesta orang Yahudi. “Tanpa anggur tak ada sukacita”. Kalau anggur tidak ada maka keluarga yang bersangkutan merasa mendapat persoalan besar, sebab keramah-tamahan merupakan tugas suci setiap orang dan keluarga. Kehabisan anggur dalam suatu pesta pernikahan merupakan penghinaan yang tak terhingga bagi kedua mempelai. 

II. Orang-orang yang ada dalam lingkaran Masalah 

1. Kedua Mempelai sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pesta yang sedang berlangsung. Merekalah yang harus menyediakan semua kebutuhan dan keperluan dari pesta itu. 
2. Maria, Ibu Yesus sebagai kerabat dari kedua mempelai yang mendukung jalannya pesta. 
3. Yesus sebagai undangan dan memiliki posisi sebagai tamu dalam pesta itu. 
4. Murid-murid Yesus. Mereka memiliki posisi yang sama seperti Yesus yang adalah guru mereka. 
5. Pelayan-pelayan sebagai orang yang bertanggung jawab atas jalannya pesta. Di pundak merekalah dibebankan kesuksesan pesta itu. 
6. Pemimpin Pesta sebagai orang yang mengatur atau yang mengkoordinir jalannya pesta. 
7. Tamu yang hadir sebagai pribadi-pribadi yang akan mendapatkan pelayanan dan orang yang akan menikmati sukacita dari pesta itu. 

III. Masalah yang terjadi 

Pada hari di mana pesta sedang berlangsung mereka kekurangan anggur (ayat 3). Hal ini tentu menjadi masalah besar bagi kelangsungan pesta tersebut. Ada ancaman akan mendapatkan penghinaan dari tamu-tamu yang hadir dalam pesta itu. Itulah sebabnya diperlukan pemecahan masalah dalam peristiwa itu agar tidak terjadi hal-hal yang lebih buruk lagi. 

IV. Upaya untuk mengatasi Masalah 
Dari setiap orang yang hadir di pesat itu tentu memiliki perannya masing-masing dalam memecahkan masalah yang ada. Itulah sebabnya dibutuhkan kesediaan untuk turut ambil bagian dalam mengupayakan penyelesaian dalam masalah yang terjadi.

1. Dari pihak Maria

a. Maria mengenali masalah dengan benar. Dia melihat bahwa kedua mempelai sedang dalam posisi    terancaman dipermalukan dengan terjadinya kekurangan anggur. (ayat 3). Maria lebih mementingkan tujuan daripada kepentingan pribadi. Walaupun bukan dia yang bertanggung jawab atas jalannya pesta itu dan tidak ada ruginya bagi dia kalaupun pesta itu kehabisan anggur. Namun dia tidak mau berpangku tangan dan hanya melihat kehancuran dari pesta itu. Itulah sebabnya dari pemahamannya dengan kondisi yang ada dia bertindak untuk melakukan apa yang bisa dilakukan bagi pemecahan masalah yang ada. 
b. Mengambil inisiatif untuk memecahkan masalah dengan memberitahukannya kepada Yesus (ayat 3). Di sini Maria menempatkan posisinya sebagai inisiator bagi sebuah kerja sama. Dia tidak mau melihat keadaan semakin buruk. Itulah sebabnya sekalipun dia bukanlah tuan rumah namun dia berinisiatif untuk mencari solusi. Bisa saja dia menginformasikan masalah itu kepada kedua mempelai. Namun apakah itu akan menyelesaikan masalah? Dia berusaha mencari solusi bukan sebaliknya memperkeruh suasana. Dia tahu jalan keluarnya, itulah sebabnya dia mengambil inisiatif untuk mewujudkannya. 
c. Maria memiliki kepercayaan bahwa Yesus mampu mengatasi masalah yang sedang terjadi (ayat 5) Hal ini menunjukkan bahwa Maria menekankan penyelesaian masalah itu berdasarkan hubungan saling percaya. Maria tidak berupaya sendiri dalam mengatasi masalah itu tetapi berbagi beban dengan orang lain yang memang bisa mengatasinya. Dia menyadari bahwa penyelesaian masalah akan terjadi kalau setiap kita sadar bahwa masing-masing kita memiliki perannya sendiri-sendiri yang disinergikan untuk mendapatkan jalan yang terbaik. Maria sadar akan dirinya dan percaya kepada kemampuan Yesus. 
d. Maria percaya bahwa pelayan-pelayan mampu mengerjakan apa yang dibebankan kepada mereka (ayat e. Dia menempatkan orang lain pada posisi yang sebenarnya tanpa harus mendikte mereka. Percaya kepada orang lain berarti menyakini bahwa mereka memiliki kemampuan yang dapat disumbangkan untuk memecahkan masalah yang ada. 

2. Dari pihak Yesus. 

a. Menyadari kehendak Allah dalam masalah yang sedang terjadi (ayat 4). Kepekaan Yesus akan kehendak Allah tidak akan membuat Dia berdiam diri. Yesus lebih mementingkan rencana Allah daripada kepentingan pribadi. Walaupun Yesus statusnya adalah tamu dalam pesta itu, tetapi jauh lebih daripada itu Dia menyadari bahwa ada rencana Allah yang perlu dikerjakan dalam pesta itu daripada sekedar memenuhi keinginan pribadi. 
b. Memahami suasana yang terjadi dalam pesta itu bahwa mereka mengalami masalah di mana mereka kekurangan anggur yang bisa mengancam keberlangsungan pesta itu sendiri. Pemahaman Yesus ini tentu tidak sekedar pengetahuan yang tanpa makna, tetapi menjadi alasan untuk Dia berbuat sesuatu sebagai sumbangsi untuk mengatasi masalah yang ada. 
c. Bersusaha untuk memberikan kontribusi bagi pemecahan masalah lewat mendelegasikan sebagian tanggung jawab kepada para pelayan-pelayan. Hal ini merupakan sebuah kerjasama yang baik dalam mengatasi masalah (ayat 7-8). Walaupun Dia bisa melakukan semua yang dibutuhkan bagi penyelesaian masalah itu, tetapi Yesus tidak bertindak sebagai seorang superman, Dia tetap melibatkan orang lain agar setiap orang yang ada dalam lingkaran masalah itu melakukan peran meraka masing-masing. 
d. Melakukan tanggung jawab-Nya di mana hal itu hanya bisa Yesus lakukan dan tidak mungkin orang lain yaitu mengubah air menjadi anggur (ayat 9). Yesus sadar apa yang menjadi tanggung jawab-Nya dan Dia tidak lari dari situ. Kesadaran inilah yang menghasilan pemecahan dari masalah yang ada. 

3. Dari pihak pelayan-pelayan. 

a. Memenuhi tugas delegasi dengan mengisi 6 tempayan penuh dengan air (ayat7). Walaupun mereka menyadari bahwa perintah itu tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang sedang terjadi, tetapi mereka mentaatinya. Di sini para pelayanan lebih menekankan pada pemenuhan tanggung jawabnya daripada keraguan yang timbul dari cara penyelesaian masalah yang sedang diupayakan. 
b. Memiliki kepercayaan penuh kepada Yesus sebagai pribadi yang memberikan delegasi Hal itu terlihat ketika mereka taat pada perkataan Yesus dan mencedok air yang ada dalam tempayan itu dan memberikannya kepada pemimpin pesta (ayat 8-9). Mereka mempercayai orang yang mendelegasikan tugas itu lebih daripada konsekwensi yang akan mereka terima. Terkadang masalah tidak kunjung ada jalan keluarnya karena setiap orang yang ada dalam lingkaran masalah itu dipenuhi rasa saling juriga. Hal itu tidak dimiliki para pelayan ini, tetapi mereka memiliki sikap saling percaya. Mereka siap menanggung resiko dimarahi, dipermlukan atau dipecat, jika air itu tidak berubah menjadi anggur, karena ketika mereka mencedok air itu tetap masih air biasa, tapi mereka tetap taat. 

4. Dari pihak Pemimpin Pesta 

Memberikan penghargaan yang semestinya (ayat 10). Di sini pemimpin pesta tidak menahan sesuatu hal yang seharusnya diberikan yaitu penghormatan kepada orang yang telah berjasa dalam pesta itu. Kalaupun penghormatan itu tidak diberikan kepada Yesus, hal itu karena dia tidak tahu bahwa yang melakukannya adalah Yesus. Atau para pelayan tidak protes kenapa justru kedua mempelai yang mendapatkan penghormatan padahal merekalah yang menanggung resiko yang sangat berat apabila air yang mereka berikan itu tetap air. Hal ini menunjukkan bahwa tidak peduli siapa yang mendapatkan pujian yang penting masalah bisa diatasi. 

V. Dampak dari krisis yang telah diatasi 

1. Jika krisis tidak teratasi

a. Terjadi kekurangan. 
b. Kedua mempelai dipermalukan. 
c. Nama baik/harga diri menjadi rusak/dicemooh. 
d. Yang ada adalah air yang tidak layak untuk diminum (untuk pembasuhan kaki). 

2. Ketika krisis diatasi 

a. Terjadi kelimpahan 
b. Kedua mempelai dihormati 
c. Nama baik/harga diri menjadi harum/dipuji. 
d. Tersedia minuman anggur manis dengan kualitas yang terbaik. 

VI. Nilai-nilai yang dapat kita pelajari mengenai manajemen mengatasi krisis. 

1. Dibutuhkan kerjasama tim yang dilandasi hubungan saling percaya di antara pihak-pihak yang sedang mengalami masalah. Masing-masing kita memiliki sesuatu yang bisa disumbangkan dalam mangatasi keris yang ada. Jadi jangan pernah berdiam diri. Mungkin masalahnya tidak kunjung selesai karena ada di atara kita yang tidak menyumbangkan apa yang bisa diberikan bagi penyelesaian masalah yang ada. 
2. Kita harus tahu peran kita masing-masing dalam upaya pemecahan masalah dan berusaha untuk memenuhi peran itu dengan sebaik-baiknya. Jangan pernah lakukan apa yang menjadi peran orang lain tetapi penuhilah peran Anda secara bertanggung jawab, maka jalan akan terbuka. 
3. Harus ada orang yang memiliki peran sebagai inisiator untuk mengusahakan pemecahan masalah agar masalah tidak berlarut-larut dan akhirnya semakin kompleks. Terkadang masalah tidak bisa diselesaikan bukan karena tidak ada jalan keluarnya tetapi karena tidak ada orang yang memulainya. 
4. Dibutuhkan pedelegasian tugas sehingga usaha pemecahan masalah terjadi secara produktif dan efektif. Tidak ada orang yang mampu melakukan semua hal, tetapi setiap kita saling membutuhkan satu dengan yang lain. Sekecil apapun peran orang lain sungguh sangat dibutuhkan dalam pemecahan masalah yang ada. 
5. Jangan takut untuk mengambil resiko karena hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Mungkin kita akan mengalami kegagalan dalam mengupayakan pemecahan masalah itu, tetapi itu lebih baik daripada kita tidak melakukan apa-apa yang hanya akan membuat masalah lebih rumit. Siapa tahu justru karena ketakutan kita akan resiko itulah yang menjadi kendala sehingga kita tidak pernah keluar dari masalah yang ada dan bukan karena masalah itu sendiri. 
6. Gunakan apa yang ada pada Anda walaupun itu terbatas. Sekecil apapun andil Anda dalam penyelesaian masalah itu adalah unsur yang sangat menentukan pemecahan masalah yang ada. Jadi, jangan berkecil hati. 
7. Lakukanlah apa yang menjadi tanggung jawab kita secara maksimal dan jangan pernah mengabaikannya dan selebihnya yaitu bagian yang tidak dapat kita lakukan menjadi bagiannya Tuhan. Kerjakan apa yang menjadi bagian Anda dan selebihnya itu urusan Tuhan. 
8. Sebesar apapun masalah yang kita hadapi kita harus percaya bahwa mujizat masih ada untuk menyelesaikannya. Jadi jangan pernah menyerah.

No comments: