Allah mengasihi Anda, dan DIA juga ingin agar Anda mengasihi DIA

Friday 30 September 2011

PENGABDIAN

print this page̠Print
Banyak orang menekankan arti pengabdian dari segi persembahan uang atau perpuluhan semata-mata sehingga terlihat dipaksakan hanya untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Berbicara pengabdian sesungguhnya mencakup segala aspek hidup manusia. Pemahaman tentang arti pengabdian yang seperti ini seharusnya dimiliki oleh setiap orang Kristen sehingga mampu menempatkan dirinya dalam status sebagai abdi di hadapaan Allah yang adalah Tuan.


Pengabdian diambil dari kata abdi atau pelayan, pengatur, pengurus. Kata ini memiliki pengertian seseorang yang mengurus atau menggunakan sesuatu yang menjadi kempunyaan orang lain. Kalau sesuatu di sini mencakup segala hal, maka itu dimulai dari hidup manusia sampai ke hal-hal yang berkenaan dengan hidup itu. Kalau kata itu dihubungan dengan Allah, maka kita dapat mengerti bahwa manusia adalah abdi Allah dan seluruh keberadaan manusia itu harus diabdikan kepada Tuhan. Pengabdian itu besifat menyeluruh dalam totalitas hidup.

Pemakai kata pengabdian dalam Alkitab mencakup pengertian: ahli waris (Kejadian 25:2-3), mewakili Perdana Menteri (Kejadaian 43:19), kepala rumah tangga (Kejadian 44:1-4), seseorang yang terkemuka (1 Tawarikh 28:11), mandor (Matius 20:8), juru kunci (Lukas 8:3), pengurus pembukuan tuannya (Lukas 16:1-8), wakil Allah (1 Korintus 4:1), bendahara (1 Petrus 4:10) dan lain-lain. Pengabdian adalah suatu cara Allah untuk mengembangkan orang Kristen supaya menjadi kuat dan setia. Dari pengabdian inilah akan terlihat seseorang memiliki pertumbuhan rohani yang baik atau tidak. Dan dari pengabdian ini juga akan memperlihatkan tanda-tanda kehidupan yang ada dalam diri seseorang. Pengabdian yang baik selalu menghasilkan pekermbangan hidup rohani seseorang. Orang yang bertumbuh dalam kerohanian akan menampakkan pengabdian yang nyata juga. Memang hal ini akan telihat jelas dalam pengelolaan keuangan atau harta bendanya secara pribadi. Pengabdian harta benda sering menjadi kunci yang paling penting. “Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21). Dikala seseorang memiliki hati yang mengabdi kepada Allah, maka harta benda bukan menjadi masalah untuk diabdikan juga.

Banyak orang sulit mengabdikan apa yang ada padanya, khususnya harga benda karena pemahaman yang keliru bahwa apa yang dimilikinya seolah-olah menjadi milik pribadi semata-mata. Memang seseorang bekerja dan berupaya serta menghasilkan sesuatu merupakan hasil dari jerih payahnya sehingga menjadi miliknya. Tetapi bila hal itu diperhadapkan kepada Tuhan, semuanya itu adalah milik Tuhan./ Untuk itu ada beberapa hal yang perlu kita sadari dalam konsep pengabdian ini.

Allah adalah pemilik

Dalam Mazmur 50:12 Alkitab berkata, “ ….sebab bumi dan seisinya adalah milik-Ku,”. Ungkapan ini menunjukk\an suatu fakta bahwa apapun yang ada dalam dunia ini, termasuk manusia dan segala yang dimilikinya adalah kepunyaan Allah. Lebih jauh Alkitab berkata, “Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas.” (Hagai 2:9) Hal ini mengungkapkan kepemilikan dalam bentuk materi. Jika manusia memiliki materi, sesungguhnya itu bukanlah haknya sebab yang memilikinya adalah Allah. Dalam hal ini Allah adalah pemegang hak kepemilikan dan manusia hanya sekedar pemegang hak pakai.

Jadi manusia sebagai abdi melakukan apa saja sesuai dengan keinginan pemilik yaitu Allah Pemahaman akan Allah sebagai pemilik adalah dasar pengabdian yang meningkatkan rohani kita. Dengan demikian kita sebagai abdi hanya sebatas memakai harta milik dari \allah yang adalah pemilik. Dengan demikian kita harus bertanggung jawab kepada Allah atas segala apa yang dipercayakan untuk kita pakai. Dengan prinsi ini kita harus sadar bahwa suatu saat kita akan diminta pertanggung jawaban dari setiap apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita (Roma 14:22)

Manusia harus bertanggung jawab

Karena Allah adalah pemilik segala sesuatu termasuk hidup kita, maka kita harus bertanggung jawab atas apa yang dipercayakan kepada kita. Kalaupun manusia dipercayakan sesuatu, itu hanya untuk sementara. Ia diberi kesempatan untuk menpergunakannya, tetapi pada suatu saat Tuhan akan mengambilnya kembali, sebab Dia yang memilikinya. Dalam hal ini manusia datang ke dalam dunia tanpa membawa apa-apa dan akan kembali juga tanpa membawa apa-apa (Ayub 1:21). Jadi karena segala sesuatu hanya mampir semata, itu sebabnya setiap manusia harus mengabdikan diri.

Alasan dari pengabdian hidup

1. Manusia sebagai penyewa, maka harus membayar uang sewa. Uang sewa yang harus dibayarkan menjadi tanda bahwa hidup ini bukan milik kita. Kita hanya menyewa milik Allah. “ (Mazmur 98:8).

2. Sebagi abdi kita harus mempertanggung jawabakan apa saja yang dipercayakan kepada kita sebagai pemakai atau penyewa (Matius 25:31-40)

Untuk melaksanakan pengabdian ini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan:

1. Pengabdian adalah bukti nyata dari pemberian Allah. Satu hal yang tidak bisa dihindari dari hidup ini adalah prinsip menerima dan memberi. Bagaimanapun kita pernah menerima sesuatu dalam hidup ini dan kitapun pernah memberi. Ini pasti, karena itulah tanda–tanda hidup. Jadi kalau kita mau mengabdikan hidup ini kepada Allah, kita harus menyadari bahwa hidup ini adalah pemberian Allah yang kita terima dan yang harus kita persembahkan kepada-Nya sebab Dia yang memilikinya.

2. Pengabdian adalah bukti kasih orang Kristen. Sebagi orang beriman kita harus menyadari betapa Allah di dalam pribadi Yesus Kristus sangat mengasihi kita sehingga Ia mau mati bagi kita orang berdosa. Yesus sudah memberikan sesuatu hal yang besar yaitu hidup-Nya kepada kita dan kita sangat berhutang kepada-Nya. Kenyatanaan ini seharusnya mendorong orang beriman untuk mengasihi Dia dengan jalan melayani Dia dan mengabdi hanya kepada-Nya (Mazmur 107:12)

3. Pengbadian adalah bukti hubungan antara bapak dengan anak. Kita sebagi orang percaya adalah anak-anak Allah sebab Kristus sudah mati menggantikan kita. Lewat iman kita kepada Kirstus, kita tidak lagi semata-mata menjadi hamba, tetapi juga sebagai anak. Dengan demikian prinsip pelayanan dan pengabdian orang beriman bukan dengan terpaksa tetapi dengan suka cita sebagai seorang anak dan bukan hamba semata.

4. Pengabdian adalah bukti hubungan rohani dengan Allah sebagai sahabat. Selain menjadi anak-anak Allah, orang beriman juga disebut sebagai sahabat Allah. Sebagai seorang sahabat kitapun harus bekerja sama dengan Allah dalam setiap pekerjaan-Nya. Pekerjaan |Allah adalah juga pekerjaan kita sebagai sahabat-Nya (1 Korintus 3:7). Banyak hal yang harus kita lakukan dalam kerjasama dengan Allah sebab kita harus bekerjasama bersama Allah dalam memenuhi rencana-Nya bagi dunia ini.

5. Pengabdian adalah bukti pelayan praktis. Tindakan yang mengabdi kepada Allah bukan didasarkan pada perasaan semata atau sebuah tanggung jawab yang kosong. Tetapi pengabdian adalah suatu tindakan praktis yang memerlukan tindakan yang nyata. Kita adalah milik Allah. Jadi kita harus bersedia digunakan Allah untuk kepentingan-Nya secara nyata (1 Korintus 6:19-20)

Karena sebagai orang percaya kita harus mempersembahan hidup ini sebagai wujud nyata dari pengabdian kita kepada Allah pemilik hidup kita. Apa saja yang ada di dalam hidup kita termasuk hidup itu sendiri adalah milik Tuhan. Ia sudah menebus hidup kita serta segala sesuatu yang berkenaan dengan hidup ini melalui pengorbanan diri-Nya. Itulah sebabnya apa saja yang ada dalam hidup itu, termasuk hidup itu sendiri seharusnya diabdikan kepada Allah sebagai pemegang hak milik. Apakah hidup Anda sudah dibadikan kepada Allah?



No comments: