Allah mengasihi Anda, dan DIA juga ingin agar Anda mengasihi DIA

Thursday 25 March 2010

PENGAMPUNAN


Bacaan Alkitab: Matius 18:21-35


       Dunia mengenal apa yang kita sebut dengan balas dendam. Dan kadang-kadang kehebatan seseorang dinilai dari sejauh manakah seseorang bisa membalaskan dendamnya kepada orang lain. Namun apakah balas dendam  itu akan membuat hidup lebih baik? Memang tidak bisa dipungkiri setiap kita akan sakit kalau diperlakukan tidak seperti yang kita harapkan tetapi balas dendam itu lebih sakit lagi karena selain kita sudah sakit kita juga dikuasai oleh sakit hati itu. Itulah sebabnya menjadi beralasan kalau Yesus mengajar murid-muridnya untuk mengambil langkah mengampuni daripada balas dendam. Walaupun balas dendam dan mengampuni adalah sesuatu yang susah untuk  melakukannya, tetapi balas dendam itu juga menyakitkan tetapi mengampuni itu melegakan. Bagaimanakah prinsip pengampunan itu murid nats kita di atas ?
Mengampuni itu tanpa batas :
       “Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali” (ayat 21-22). Sekalipun Petrus sudah memberikan tanggapan lebih dari biasanya untuk mengampuni orang yang berbuat dosa kepadanya, tetapi Yesus mengatakan bahwa mengampuni itu harus tanpa batas bukan sekedar berbicara angka. Itulah sebabnya Yesus bukan berkata tujuh puluh kali  tujuh yaitu empat ratus sembilan puluh kali tetapi tujuh puluh kali tujuh kali yaitu suatu tidakan yang berkali-kali.
       Pengampunan adalah solusi bagi hidup yang lebih baik  karena lewat mengampuni orang lain, kita akan terbebas dari luka yang lebih dalam serta memulihkan sakit dalam hidup ini. Itulah sebabnya tidak kebetulan Yesus mengingatkan para murid dan juga kita semua agar kita mengambil langkah mengampuni daripada balas dendam. 
Mengampuni orang lain seperti Allah mengampuni kita :
       “Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau?” (ayat 33). Dosa kita kepada Tuhan tidaklah sebesar dosa orang lain terhadap kita. Jikalau Allah sudah mengampuni kita dan selalu mengampuni kita seharusnya kita juga memakai ukuran itu untuk selalu mengampuni orang yang berbuat dosa kepada kita. Kalau saja Allah sudah mengampuni kita padahal tidak terhitung kesalahan yang telah kita lakukan seharusnya perbuatan Allah itu menjadi alasan bagi kita untuk memberikan pengampunan kepada orang lain apapun kesalahan mereka dan sesering apapun mereka berbuat salah kepada kita.
       Mungkin kita akan berkata bahwa: “Enak benar orang yang salalu berbuat salah kepada kita, tetapi kita tetap mengampuninya”.  Tetapi ingatlah bahwa lewat mengampuni itu justru kita yang menikmati kebaikannya. Karena kita tidak lagi dikuasai oleh kepahitan dan dengki yang membuat hidup semakin sakit. Jadi mengampuni itu justru demi kepentingan kita bukan orang yang berbuat salah kepada kita.
Mengampuni dengan segenap hati :
       “Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.” (ayat 35). Pengampunan yang sungguh harus dilakukan juga dengan sungguh-sungguh bukan hanya di mulut saja tetapi juga dalam perbuatan yang nyata. Sebab mengampuni orang lain harus menempatkan kita pada posisi sebelum kita ada masalah dengan orang lain sehingga hubungan akan dipulihkan lagi lewat pengampunan yang ada.
       Kalau kita mengampuni dengan sungguh-sungguh maka kita juga akan diampuni oleh Tuhan sebab pengampunan yang kita berikan kepada orang lain menjadi ukuran dari pengampunan yang akan kita terima dari Tuhan.
       Oleh karena itu, mengampuni adalah langkah yang terbaik dibanding dengan balas dendam. Dan mengampuni orang lain tidak mengenal batas dan harus dilakukan sungguh-sungguh seperti kita telah diampuni oleh Tuhan. (*) 


Kembali ke halaman utama

No comments: